Desmodromic

Desmo Valve

Desmo Valve

Pada dasarnya sistem buka tutup katup dengan konvigurasi “Over Head Cam” (OHC) ada 3 macam, setidaknya sampai saat ini, yaitu valve spring (konvensional), desmodromic dan pneumatic. Beberapa sistem yang saya paparkan sebelumnya, seperti VTEC, VVT-i, MIVEC dan sebagainya adalah sistem untuk membuat variabel pada buka-tutup katup, sedangkan yang akan saya bahas sekarang adalah mekanisme pembalik / penutup katup.

Sering nonton balapan MotoGP? Lihat motor Ducati? Yup, desmodromic adalah valvetrain khas Ducati. Pada desmodromic ini ada perbedaan terhadap cara kerja proses penutupan katup jika dibandingkan dengan sistem konvensional.

Desmo Animation

Desmo Animation

Pada valvetrain konvensional katup membuka karena tekanan dari cam atau rocker arm dan menutup akibat dari tekanan balik pegas (valve spring). Sedangkan pada desmodromic, kita tidak menjumpai adanya pegas pembalik untuk mengangkat batang katup. Fungsi ini digantikan oleh  rocker arm yang pergerakannya berlawanan arah dengan rocker arm yang membuka katup.

Jadi pada desmodromic ini ada 2 buah rocker arm. 1 buah seperti rocker arm normal yang kerjanya membuka katup, sedangkan 1 rocker arm lainnya untuk menutup katup. Kedua rocker arm ini juga digerakkan oleh masing-masing 1 cam, sehingga ada 2 buah cam untuk menggerakkan 1 buah katup.

Sebenarnya apa sih kelebihan dari sistem ini? Kelebihannya adalah tidak adanya gejala “valve float”  atau katup yang mengambang akibat dari kurangnya daya balik pegas pada sistem konvensional yang menggunakan pegas pembalik. Trus kenapa jika terjadi valve float? Jika hal itu terjadi, tentu saja akan berakibat kerugian tekanan karena kebocoran kompresi. Atau bahkan lebih parahnya lagi mesin bisa hancur jika piston menabrak ujung katup yang terlambat menutup. Katup yang mengambang ini biasanya terjadi pada RPM tinggi, dimana pegas tidak cukup cepat kembali meregang ke bentuk semula sedangkan rocker arm sudah akan menekan lagi batang katup untuk membuka.

Selain hal diatas, sebenarnya yang mendasari awalnya dibuat sistem ini adalah untuk menghindari penggunaan pegas sebagai pembalik katup karena alasan tidak ekonomis. Ceritanya berawal dari sekitar akhir abad 18 dimana pada saat itu ilmu metalurgi masih kurang maju. Pada saat itu pegas yang digunakan sebagai pembalik katup banyak mengalami masalah, diantaranya berkurangnya kekuatan baliknya dan terjadinya fatigue (patah lelah). Oleh karena itulah pada jaman dulu pegas katup harus diganti secara berkala, sehingga biaya maintenance jadi mahal.

Namun dalam perkembangannya sampai saat ini, hanya sedikit kendaraan yang menggunakan sistem desmodromic. Alasan pertama karena sistem pegas yang mengalami kemajuan sehingga kelemahan yang telah disebutkan diatas tadi lebih tereleminir, dan kedua kelemahan dari sistem desmodromic itu sendiri.

Apa kelemahan sistem desmodromic? Kelemahan pertama adalah noise yang ditimbulkan dari gerakan rocker arm yang mengenai ujung batang katup cukup keras dan mengurangi kenyamanan berkendara. Kedua adalah biaya yang lebih mahal dibanding sistem konvensional, sekarang terbalik dengan kondisi jaman dulu, karena sistem ini memerlukan part-part yang sangat presisi dan interval perawatannya lebih pendek dibanding sistem konvensional.

Oleh karena itulah sistem desmodromic cenderung digunakan hanya kendaran tipe sport, seperti Ducati ataupun Mercedes-Benz SLR yang tidak terlalu memperhatikan masalah kenyamanan (noise) dan biaya perawatan, jika dibandingkan dengan mass product.

… Masih lanjuut, tp ngantuk bgt, besok aja ya…

Sebelumnya thanks to wikipedia, youtube dan mbah google yang selalu setia memberikan source.

About aridotk

Masih Seperti Yang Dulu

Posted on 16 July 2009, in Cars, Motor, Techno and tagged , , , , . Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a comment